Sebuah
kapal feri tenggelam di tengah laut dalam perjalanan menuju Pulau Jeju, Korea
Selatan, Rabu pagi. Perjalanan wisata itu berubah menjadi tragedi.
Kapal
penyelamat dan sejumlah helikopter dikerahkan untuk menyelamatkan para
penumpang, kebanyakan adalah murid sekolah. Dari 459 orang di dalam kapal, 164
di antaranya berhasil diselamatkan hidup-hidup.
Sejauh
ini empat orang-- satu perempuan dan 3 pria -- dikonfirmasi tewas.
Sementara 292 lainnya belum diketahui pasti nasibnya. Banyak di antara mereka
terjun ke perairan beku di Laut Kuning.
Operasi
penyelamatan terus dilakukan hingga Rabu malam, beberapa jam setelah feri kali
pertama mengirimkan sinyal bahaya. Aparat juga belum menyimpulkan penyebab
tenggelamnya kapal. Yang jelas, bukan faktor alam. Karena saat kejadian cuaca
sedang cerah.
Murid-murid
tersebut berasal dari Ansan Danwon High School Seoul. Mereka berangkat dari
pelabuhan Kota Incheon untuk berwisata selama 4 hari di Jeju -- kota yang
dianggap 'Hawaii-nya' Korea. Sekitar pukul 09.00 waktu setempat, feri mengirimkan
sinyal bahaya pertama.
Seorang
murid yang selamat, Lim Hyung Min mengaku mendengar dentuman keras di sekitar
waktu kejadian. Ia juga melihat beberapa temannya terlempar. Panik melanda.
Semua orang diminta cepat-cepat mengenakan jaket pelampung dan melompat.
Lim
berkata, ia melompat ke laut, lalu berenang menuju kapal penyelamat. "Air
sangat dingin, tapi aku terus berenang. Aku masih ingin hidup," kata dia.
Tak
lama kemudian, feri seberat 6.800 ton tenggelam. Hanya lambung kapal berwarna
putih dan biru yang terlihat di permukaan air.
Berpacu dengan
Waktu
Tim
penyelamat berusaha keras menyelamatkan korban. Setidaknya 178 orang terlibat
dalam upaya penyelamat, termasuk 118 personel marinir, 42 dari angkatan laut,
dan 18 polisi.
Kapal
Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Bonhomme Richard, juga ikut dalam upaya penyelamatan.
Sejumlah helikopter dari bahtera besar itu dikerahkan.
Tim
penyelam berusaha menyisir kapal yang tenggelam, untuk mencari korban yang
kemungkinan terperangkap. Daya pandang yang terbatas menyulitkan upaya
tersebut.
Sementara
itu, di Ansan Danwon High School, para orangtua dilanda panik dan tegang
menanti kabar nasib buah hati mereka. Aparat mengumumkan nama-nama mereka yang
berhasil diselamatkan.
Sekolah
sempat mengumumkan, semua murid di kapal berhasil diselamatkan. Namun,
pengumuman tersebut ditarik. Maka, murkalah para orangtua.
Cr :: liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar